Laman

Minggu, 30 Mei 2010

PUISI-PUISIKU

di ruang melati,

demikianlah...
ketika ibunya terbaring...sendiri
selimut putih bergaris hitam,antarkan
wajahmu membungkam duka
lewati hari-hari yang terus menyepi
kau coba tetap setia menunggui
sembari menatap bayi mungil pada dipan sebelah

persis seperti kita,
dulu
menunggu ibunya siang-malam - penuh kasih
dengan dongeng-dongeng pengantar tidurnya
yang tak pernah usang ditelan waktu ....
dan kitapun terlelap dalam mimpi-mimpi

kaupun tetap setia menunggui
duduk bersimpuh, menatap hampa langit biru
sendiri
tanpa senyum yang berarti

lalu,
kaupun temukan hati untuk berbagi cerita
torehkan perasaan yang akan menjadi kenangan
entah sampai kapan ?


ketika kau cubit lenganku,

di sini,
ya... di sini
saat kita duduk berdua
menunggui
waktu yang tak pernah lelah
mengejar senja
lalu,
kau cubit lenganku !


secangkir kopi,

ini hari desa dalam malam
sisakan duka kau tulis kepingan cinta
pada potongan-potongan sepi
yang lewat di awal malam
menanti jendela dibuka dan pintu-pintu tak lagi terkunci

segala mimpi tlah tertunda
dan kau menggapainya lewat gelap
yang menyapamu di bawah angin yang terjaga
menyatu bersama kepulan asap dan secangkir kopi

tak peduli apa kata mereka
ini malam adalah milikku ... milikmu adalah esok ! katamu


pada sebuah malam,

saat malam mulai meniti subuh
sedari maghrib, gerimis basahi tanah tempat leluhur bersemayam
kidung kedamaian dan suara-suara tengah malam pun mulai terdengar
meski lamat-lamat,

daun-daun pun khusuk menunduk malu,
pada malam yang semakin mengelam
tak peduli jerit tangis bayi kedinginan...
meneteki ibunya yang terlelap dalam nafas-nafas syahwatnya...
dan bulan jadi saksi atas kesepakatan ini..

- kutunggu kau esok malam !

1 komentar: