Minggu, 29 Mei 2011
WORKSHOP PELATIHAN DATA INPUT SEKOLAH DAN EMIS
Selama 3 hari mulai Sabtu, Senin dan Selasa tanggal 28, 30 dan 31 Mei 2011 di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga diadakan kegiatan workshop pelatihan data input sekolah dan EMIS bagi seluruh sekolah yang ada di kabupaten purbalingga mulai dari SD, SMP maupun tingkat atas.Salah satu peserta workshop dari SMPN 3 Bobotsari dan SMPN 1 Karangjambu, sangat antusias dan begitu serius mengikuti kegiatan workshop, karena jaringaan internetnya kadang offline.
Rabu, 18 Mei 2011
Mengapa Sejumlah Planet Berputar Terbalik
Bumi selalu berputar dari barat ke timur. Akibatnya, matahari terbit dari timur. Namun, tak semua planet berotasi ke arah timur. Beberapa di antaranya berputar ke arah sebaliknya.
Dari sekitar 500 planet yang terdeteksi mengelilingi bintang selain Matahari, sebagian besar planet itu tampaknya berputar dengan arah yang sama dengan bintangnya. Lewat laporan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, para astronom menyatakan sejumlah planet extrasolar berotasi dalam arah yang berlawanan dengan bintang yang mereka kelilingi.
Planet aneh yang berputar ke belakang ini umumnya adalah planet gas raksasa, seperti Jupiter, bukan planet batu bulat, seperti Bumi. Selain rotasinya yang berputar ke belakang--yang oleh para astronomi disebut orbit terbalik--planet-planet besar ini berada dekat dengan bintang mereka. Berbeda dengan Jupiter yang berada 778 juta kilometer dari Matahari, lebih dari lima kali lipat jarak Bumi ke Matahari.
"Ini benar-benar aneh dan itu makin ganjil lagi karena planet tersebut begitu dekat dengan bintangnya," kata Frederic Rasio dari Northwestern University. "Bagaimana mungkin dia berotasi ke arah sebaliknya dan mengorbit ke arah yang berbeda? Ini gila, melanggar gambaran dasar kami tentang formasi bintang dan planet."
Para astronom telah lama memegang teori bahwa planet gas raksasa terbentuk jauh dari matahari mereka, sedangkan planet batu, seperti Bumi, lahir lebih dekat. Tapi, hanya karena planet gas itu terbentuk jauh dari pusat sistem planet, kata Rasio dan timnya, bukan berarti planet tersebut tinggal di sana.
Ketika sistem planet berisi lebih dari satu planet, setiap planet memiliki gaya gravitasinya sendiri, menyebabkan planet-planet berinteraksi dan akhirnya menarik planet gas raksasa itu mendekat ke arah bintangnya, bahkan membalik orbitnya. Proses ini dikenal sebagai gravitational perturbation atau sebuah pertukaran momentum bersudut tajam.
Berita terkait
REUTERS | TJANDRA
Fenomena Gelombang Panas 2010 dan Kejadian Cuaca Ekstrim Dunia Pertengahan 2010
Fenomena Cuaca Ekstrim Dunia Pertengahan 2010
BMKG IMAGES | BMKG.GO.ID
Badai topan dan gempa bumi lebih sering menghiasi headline harian di dunia namun ternyata gelombang panas (heatwaves) baik secara langsung ataupun tidak langsung juga banyak menelan korban jiwa seperti yang terjadi beberapa pekan terakhir di benua Eropa dari Rusia hingga mencapai Portugal yang membuat suhu udara meningkat sangat drastis dan menyebabkan banyak kematian karena hipertermia, kegagalan panen, kebakaran hutan, terputusnya sambungan listrik karena penggunaan pendinginan udara yang terlalu meningkat hingga melunakkan aspal jalan raya dan mengakibatkan banyak kecelakaan lalu-lintas. Bahkan di Bryansk, Rusia, dampak dari gelombang panas ini sisa-sisa partikel radioaktif dari ledakan Chernobyl tahun 1986 yang sudah terserap kedalam tanah dikhawatirkan akan terlepas kembali ke udara dan dapat membentuk awan radioaktif yang sangat membahayakan.
Kejadian Gelombang Panas 2010
Tidak hanya menyerang Eropa, gelombang panas juga terjadi di Asia. Di Jepang mengakibatkan sedikitnya 66 orang tewas dan 15.000 lainnya dilarikan ke rumah sakit akibat hipertermia dan serangan otak (stroke). Sementara di Cina, suhu udara mencapai 440C dan menyebabkan puluhan mesin bus di Beijing mengalami kebocoran hingga mengeluarkan oli dan terbakar. Bahkan Timur Tengah juga tak luput dari serangan gelombang panas tahun ini, hingga majelis ulama di Uni Emirat Arab mengeluarkan fatwa menbolehkan buruh untuk tidak berpuasa jika suhu udara terlalu panas.
GEMPA BUMI
Apakah Gempabumi itu ?
Lempeng Tektonik
Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Sumber : BMKG
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Parameter Gempa bumi
- Waktu terjadinya gempabumi (Origin Time - OT)
- Lokasi pusat gempabumi (Episenter)
- Kedalaman pusat gempabumi (Depth)
- Kekuatan Gempabumi (Magnitudo)
Karakteristik Gempa bumi
- Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
- Lokasi kejadian tertentu
- Akibatnya dapat menimbulkan bencana
- Berpotensi terulang lagi
- Belum dapat diprediksi
- Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
Mengapa Gempabumi Terjadi ?
Lempeng Tektonik
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan saling geser (transform).
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.
Jalur Gempabumi Dunia
Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.
Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan tsunami.
Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System / Ina-TEWS).
Akibat Gempabumi
- Getaran atau guncangan tanah (ground shaking)
- Likuifaksi ( liquifaction)
- Longsoran Tanah
- Tsunami
- Bahaya Sekunder (arus pendek,gas bocor yang menyebabkan kebakaran, dll)
Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kerusakan Akibat Gempabumi
- Kekuatan gempabumi
- Kedalaman gempabumi
- Jarak hiposentrum gempabumi
- Lama getaran gempabumi
- Kondisi tanah setempat
- Kondisi bangunan
Dampak Gempabumi Terhadap Alam
Dampak Gempabumi Terhadap Struktur Bangunan
Sumber : BMKG
Langganan:
Postingan (Atom)